Project Kincir Angin (2013): Sebuah Cerita

Postingan ini adalah postingan singkat, tidak ada deskripsi khusus. Karena niatnya hanya share informasi project saja. Ialah projek kincir angin di tahun 2013 lalu. Saya tidak sempat bercerita serangkaian kegiatan tersebut karena sudah lupa. 

Publikasi ilmiah dari kincir angin ini, klik disini

Oh iya, Kincir angin kami masuk media lhoooo sewaktu kegiatan KKAI dulu... berikut adalah link nya.. (https://foto.tempo.co/read/beritafoto/11821/Kompetisi-Kincir-Angin-Indonesia-2013/5). Berikut tampilan web yang saya akses pada 24 Juli 2016.


Video nya ada disini, tonton saja disini gampangnya.

Dan nongol di IEEE juga. Berikut merupakan link dari situs IEEE tentang project kincir angin yang kami ikutkan pada Kompetisi Kincir Angin Indonesia (KKAI) Tahun 2013 lalu. (https://transmitter.ieee.org/makerproject/view/24d43). Tampilan web pada tanggal 24 Juli 2016 seperti ini,

Nasib kincir angin tersebut sekarang, saya tidak begitu tahu.
Setahu saya dipergunakan oleh adik tingkat saya untuk pelatihan, lebih tepatnya kegiatan PKMM. Berikut dokumentasinya, (foto-foto didapat dari dokumentasi pribadi Faqih Fadhillah, mahasiswa teknik mesin FT UM).

Kincir tersebut telah mengalami perubahan seiring berjalannya usia, dulu saat pertama kali dibuat "sangat kinclong", sepulang dari pantai pandansimo berubah jadi buluk karena terkena badai berkali-kali. Meskipun demikian tetap bertahan sampai hari keempat. Wyuhhh... kalau ingat waktu lomba itu ya, banyak peserta yang berguguran karena kincir tidak mampu menahan gempuran badai. Maklum, kincir mereka tinggi-tinggi. Sedangkan milik kami paling pendek, diletakkan diatas meja pula (waktu itu, teman saya si miftakhul tidak ijin bu kost nya kalau meja nya dibawa ke bantul, hehe). Tapi, daya yang dihasilkan rendah (kira-kira 5Watt-an, cukup mampu menyalakan beberapa LED, hehehe)

Ya, singkat cerita begitu....,


Sepulang dari lomba, kincir kami dipamerkan dalam kegiatan PAMERAN MAHASISWA DAN UKM di gedung sasana budhaya Universitas Negeri Malang (UM), kami bertiga juga ikutan buluk. Wajah kami sama seperti keadaan kincir angin, hitam pekat dan kusut tidak karuan, hehe. berikut dokumentasinya: (saya dan miftakhul sengaja dibagian belakang agar tidak kelihatan bulukk)


Dan diprasastikan di gedung H5 dan G4 FT UM lhooo.... ini fotonya

Lalu, pencapaian kami didokumentasikan oleh Fakultas Teknik UM di webnya.

Selanjutnya, kincir angin tersebut rencana akan dipakai seorang teman untuk skripsinya. Inginnya dibuat media pembelajaran kincir angin, tapi tidak diserahkan oleh kami, Hingga akhirnya tersimpan digudang sangat lama (mangkrak). 

Kemudian, di akhir perjalanan sang kincir.
Dipergunakan oleh adik tingkat sebagai bahan pelatihan (dokumentasi ada di gambar atas). Mungkin si kincir angin tersebut sudah berakhir hayatnya sekarang.

Sebuah perjalanan kecil yang begitu memorable.

3 komentar:

  1. Apa karya selama setiapi setelah dilombakan selalu berakhir seperti itu ka ?

    BalasHapus
  2. Apa selama ini dan sampai sekarang karya anak negeri setelah dilombakan selalu berakhir dengan keadaan seperti itu? Terbengkalai

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, harus ada kemauan yang keras dari inventor lalu didukung dengan suntikan dana dari pemerintah agar tetap sustainable. Kalau salah 1 dari komponen tersebut, maka karya anak negeri akan stuck

      Hapus