Desember 2011,
merupakan kali pertama saya mengunjungi Bromo. Sampai saat ini tercatat
dua kali kunjungan. Waktu itu sedang liburan semester 4 kalau tidak
salah, diajak teman-teman kenalan saya.
Dulu
saya sering menulis diary, namun yang khusus untuk hari-hari yang
bermakna saja. Mulai semester 6 sudah jarang menulis lagi bahkan tidak
pernah, sehingga banyak momen istimewa yang terlewat begitu saja tanpa
ada bukti tertulis. Mulai dari conference, mbambung ke luar kota bahkan
negara sebelah, seminar, pelatihan, lomba/kompetisi, nasehat-nasehat
dari orang yang luar biasa, sampai pada kejadian yang mungkin hanya
sekali seumur hidup.
Hanya
foto-foto yang mampu mengabadikan setiap momen. Dan Alhamdulillah,
catatan yang dulu-dulu masih ada dan tersimpan rapi termasuk dokumentasi
fotonya.
Kembali
lagi ke topik liburan ke Bromo, kunjungan yang kedua adalah tahun 2012
bersama teman-teman saya satu kelas. Namun akan diceritakan pada posting
yang lainnya.
Berikut merupakan ceritanya:
=============================================
Ujian Akhir Semester di lingkungan Universitas Negeri Malang(UM) telah selesai dilaksanakan beberapa waktu lalu, bau liburan tercium. Kini kampus UM agak sepi dari yang biasanya, keramaian area komplek kontrakan mahasiswa juga sudah mulia mereda, kebanyakan mudik di daerah tempat tinggal masing-masing. Namun juga ada beberapa mahasiswa/mahasiswi yang masih bertahan dikampus, mungkin masih ada amanah di organisasinya atau kegiatan lain. Setelah usai UAS ini mungkin penat lelah , dan cara teman-teman untuk merefresing pikiran pun bermacam-macam. Bagi saya sendiri, pada weekend ini saya mengunjungi salah satu icon terkenal Jawa Timur yaitu Gunung Bromo.
Hari
jumat(23/12), Seusai UAS Statistik, menunaikan ibadah sholat jumat, evaluasi
kelas S1 PTE B. Baru saya pulang kekontrakan untuk persiapan berangkat ke sana.
Mengingat disana kondisinya dingin, saya meyiapkan: pakaian dingin, topi
kupluk, sarung tangan, kaos kaki, syal, sepatu, penutup mulut, sarung dan
perlengkapan tambahan seperti: kompas dan termometer digital buatan saya
sendiri. Serta membawa makanan kecil. Saya besama
sahabat-sahabat Al-Haddad berangkat
pukul 17.00 WIB dari Malang dengan kendaraan bermotor. Setelah menunaikan
ibadah sholat maghrib di masjid SMKN 1 Singosari pada pukul 18.05 kami memacu
kendaraan menuju kesana.
Sampai
disana pada pukul 23.00 WIB. Sesampai disana kami ber-sepuluh membangun sebuah
tenda dan istirahat. Suhunya sangat dingin Waktu itu termometer menunjukkan
suhu mencapai 10 derajat, bahkan dengan
memakai jaket berlapis pun hawa dingin masih menembus tulang rusuk,di tambah
lagi angin kencang dingin yang membut ingus saya hampir setengah beku.
Baru Jam
03.00, kami memarkirkan sepeda motor. Tarif untuk sewa parkir sendiri 5000
rupiah. Kabut mulai turun dan kami segera menaiki puncak gunung panajakan.
Sampai diatas, ada banyak toko yang menyediakan kopi atau teh hangat. Ada pula toko yang menyewakan pakaian hangat.
Kebetulan disana saya berpapasan dengan rombongan
teman-teman offering A, yang kebetulan juga berlibur ke Bromo. Saya diajak berfoto ria.
Sampai
dipuncak suasana masih sepi dan baru sekitar pukul 04.00 WIB pengunjung sudah
mulai ramai, ada juga yang pengunjungnya dari turis mancanegara. Setelah sabar
menunggu, akhirnya sekitar pukul 04.45 sang mentari perlahan-lahan terbit.
Hingga akhirnya mentari bersinar terang benderang. Sungguh pemandangan yang
menakjubkan. Kami mengabadikan momen ini dengan ber foto-foto ria. bagi saya
ini adalah yang pertama kalinya berwisata di gunung bromo. Pemandangan gunung
batok, gunung bromo dan puncak gunung semeru terlihat sangat indah. Saya merasa berada diatas awan ketika melihat kabut di
bawah menari-nari diatas Gunung Bromo.
Selepas
menanti sunrise di Penanjakan,
kami lanjutkan perjalanan menuruni
penanjakan dan menuju ke kaki gunung Bromo. Selanjutnya kami
melewati medan sulit turun naik gunung dan melewati hamparan lautan tan pasir
yang luasnya mencapai 10 km². Daerah yang gersang yang dipenuhi pasir dan hanya
ditumbuhi sedikit rumput-rumputan yang mengering. Suhu panas dapat membuat
pemandangan sekitar kabur, hal ini karena pengaruh fatamorgana. Serasa seperti di film the lord of the rings.
Disana ada
juga Pura tempat orang Tengger yang beragama Hindu melakukan upacara keagamaan
Kuda-kuda yang parkir menunggu pengunjung menyewa juga menambah keindahan
pemandangan. Di sisi sebelah Gunung Bromo juga bisa dilihat Gunung Batok yang
terlihat seperti bentuk kue berlapis raksasa karena bentuk gunungnya seperti
berlapis-lapis.
Kami
memarkirkan kendaraan dengan ongkos 3000 rupiah. Lalu kami memilih menuju
puncak bromo dengan cara jalan kaki. Tetapi apabila fisik merasa tidak kuat
bisa juga dengan menaiki kuda dengan ongkos yang lumayan. Sinar matahari yang terik, jarak yang jauh, debu yang
berterbangan membuat perjalanan kami
semakin berat, sesekali kami istirahat. Dan saatnya
untuk menaiki anak tangga yang jumlahnya 250-300 anak tangga untuk dapat
melihat kawah Gunung Bromo. Akhirnya kami mencapai puncak Bromo yang tingginya
2.392 m dari permukaan laut. Disana saya melihat pesona kawah bromo yang
membuaat saya jantungan. Lubang besar yang curam kebawah.
Saya juga
melayangkan pandangan kebawah, terlihatlah lautan pasir gersang yang membentang
jauh dengan pura di tengah-tengahnya. Benar-benar pemandangan yang sangat
langka dan luar biasa yang dapat saya nikmati. Inilah keesaan Tuhan Yang Maha
Esa.
Sesampai dibawah, kami mengabadikan foto kembali,
Kami segera
bergegas pulang dan lewat jalur tumpang pukul 11.00 WIB (24/11), kami melewati
gunung semeru. Medan yang kami tanjaki 50 kali lebih menantang. Jalan beraspal
batu terjal dan naik turun secara curam menambah tantangan tersendiri.
=========================
Diupdate pada 4 September 2015
Diperbaharui 16 September 2015
Diperbaharui 16 September 2015
0 komentar:
Posting Komentar